Gereja Katolik mengakui dan mengimani keberadaan makhluk rohani tanpa badan yang disebut Malaikat. Keberadaan malaikat merupakan kebenaran iman, kesaksian Kitab Suci dan kesepakatan tradisi. “Bahwa ada makhluk rohani tanpa badan, yang oleh Kitab Suci biasanya dinamakan ‘malaikat’ adalah satu kebenaran iman. Kesaksian Kitab Suci dan kesepakatan tradisi tentang itu bersifat sama jelas.”

Santo Agustinus mengatakan “ Malaikat menunjukan jabatan, bukan kodrat. Kalau engkau menunjukan jabatannya, makai a adalah malaikat.”

Penglihatan dalam Kitab Daniel menceritakan Malaikat Agung Mikael digambarkan sebagai seseorang yang membantu Israel melawan para musuhnya. Sedangkan dalam Kitab Wahyu, Malaikat Agung Mikael menjadi pemimpin pasukan malaikat saat mengalahkan kekuatan para iblis yang dipimpin oleh Lucifer. Selain itu, Ia juga disebutkan dalam suatu perselisihan dengan iblis mengenai mayat Musa. Mikael tidak bernai menghardik iblis, namun ia mengatakan “kiranya Tuhan menghardik engkau!” Oleh karena itu, Malaikat Agung Mikael memiliki peran penting dalam membela kita melawan setan dan kuasa-kuasa jahat.

Malaikat Agung Gabriel adalah malaikat yang datang kepada Bunda Maria untuk memberitahukan bahwa Bunda Maria akan melahirkan dan membesarkan Yesus, Sang Mesias. Dalam kisah itu, kita selalu ingat bahwa Malaikat Agung Gabriel menyampaikan salam kepada Bunda Maria. Kemunculan Malaikat Agung Gabriel juga dapat kita saksikan ketika Zakharia menerima warta akan lahirnya St. Yohanes Pembaptis dari istri Zakharia, Elisabeth yang sudah dikatakan mandul. Dari kisah-kisah tersebut, sudah jelas bahwa peran Malaikat Agung Gabriel adalah pewarta kabar, utusan Tuhan untuk membawa kabar sukacita.

Malaikat Agung Rafael menjadi teman perjalanan bagi Tobia, anak dari Tobit, dalam upaya mencari obat untuk menyembuhkan ayahnya, Tobit. Selain itu, ia melepaskan Tobias dari pengaruh setan Asmodeus. Malaikat Agung Rafael juga menjadi penyembuh kebutaan Tobit. Malaikat berperan dalam penyembuhan mata Tobit yang buta. Malaikat Agung Rafael dikatakan sebagai malaikat penunjuk jalan dan penyembuh.

Salah satu dampak negatif dari judi adalah menghalangi pelakunya dari melakukan sholat dan ibadah lain. Allah SWT telah menjelaskannya dalam Al Quran surat Al Maidah ayat 91,

إِنَّمَا يُرِيدُ ٱلشَّيْطَٰنُ أَن يُوقِعَ بَيْنَكُمُ ٱلْعَدَٰوَةَ وَٱلْبَغْضَآءَ فِى ٱلْخَمْرِ وَٱلْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَن ذِكْرِ ٱللَّهِ وَعَنِ ٱلصَّلَوٰةِ ۖ فَهَلْ أَنتُم مُّنتَهُونَ

Arab latin: Innamā yurīdusy-syaiṭānu ay yụqi'a bainakumul-'adāwata wal-bagḍā`a fil-khamri wal-maisiri wa yaṣuddakum 'an żikrillāhi wa 'aniṣ-ṣalāti fa hal antum muntahụn

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).

Sejalan dengan firman tersebut, dampak negatif judi juga dijelaskan dalam buku Pendidikan Agama Islam: Akidah Akhlak Untuk Madrasah Aliyah Kelas XI. Buku ini ditulis Toto Adidarmo, MA, dan Drs Mulyadi.

Dalil Al-Quran tentang Malaikat Pencatat Amal

Dalil mengenai malaikat pencatat amal baik dan buruk diterangkan dalam firman Allah surat Al Infithar ayat 10-12:

وَاِنَّ عَلَيْكُمْ لَحٰفِظِيْنَۙ,كِرَامًا كَاتِبِيْنَۙ,يَعْلَمُوْنَ مَا تَفْعَلُوْنَ

Artinya: "Dan sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (perbuatanmu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Melalui ayat ini ditegaskan bahwa setiap perbuatan tidak akan luput dari catatan. Semua catatan ini akan ditunjukkan di Hari Kiamat tanpa celah sedikitpun.

dampak negatif judi:

1. Menyebabkan orang malas hingga bangkrut

2. Memicu perkelahian, pertikaian, permusuhan, hingga pembunuhan

3. Menghancurkan rumah tangga

4. Kegiatan yang sia-sia dan menghabiskan waktu

5. Mengakibatkan pelakunya lupa agama dan Allah SWt

6. Menjauhkan pelaku dari kehidupan sosial yang normal

7. Pelaku rentan melakukan pencurian, perampasan, dan perampokan yang hasilnya digunakan untuk judi.

Dikutip dari buku Khotbah Jumat Aktual yang ditulis Effendi Zarkasi, judi dalam Al Quran disebut al maisir. Salah satu dampak negatif dari judi lainnya diterangkan dalam kitab Al Mawsu'ah Al Fiqhiyyah.

"Kerusakan maysir (di antara bentuk maysir adalah judi) lebih berbahaya dari riba. Karena maysir memiliki dua kerusakan: (1) memakan harta haram, (2) terjerumus dalam permainan yang terlarang. Maysir benar-benar telah memalingkan seseorang dari dzikrullah, dari shalat, juga mudah timbul permusuhan dan saling benci. Oleh karena itu, maysir diharamkan sebelum riba," tulis kitab tersebut.

Demi menghindari dampak negatif judi dan selalu mendapat keberuntungan, Allah SWT menyarankan hambaNya selalu menjauhi perbuatan tersebut. Saran ini terdapat dalam QS Al Maidah ayat 90,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِنَّمَا ٱلْخَمْرُ وَٱلْمَيْسِرُ وَٱلْأَنصَابُ وَٱلْأَزْلَٰمُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ ٱلشَّيْطَٰنِ فَٱجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Arab latin: Yā ayyuhallażīna āmanū innamal-khamru wal-maisiru wal-anṣābu wal-azlāmu rijsum min 'amalisy-syaiṭāni fajtanibụhu la'allakum tufliḥụn Artinya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.

Dengan mengetahui dan mengingat salah satu dampak negatif dari judi, setiap muslim diharapkan selalu menolak keinginan untuk melakukannya. Judi tidak akan membawa dampak baik atau keuntungan bagi pelakunya.

Iman kepada malaikat adalah bagian dari rukun iman. Sebagai implementasi dari rukun iman tersebut, kita perlu mengetahui tentang malaikat, salah satunya adalah malaikat pencatat amal baik dan amal buruk.

Mengutip buku Tafsir Al Munir Jilid 1 oleh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, dijelaskan Allah SWT telah mengetahui segala sesuatu yang ada dalam hati manusia, namun Dia tetap menugaskan malaikat untuk mencatat dan mengawasi perbuatan manusia. Tujuannya adalah sebagai bukti agar manusia tidak bisa menolaknya.

Malaikat pencatat amal baik berada di sisi sebelah kanan untuk mencatat amal kebaikan, ia adalah malaikat Raqib. Sedangkan malaikat yang berada di sisi kiri untuk mencatat amal buruk adalah malaikat Atid.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hadits tentang Malaikat Pencatat Amal

Hadits yang membahas tentang malaikat pencatat amal baik dan buruk, ini sesuai dengan yang diriwayatkan oleh Abu Umamah, disebutkan bahwa:

كَاتِبُ الْحَسَنَاتِ عَلَى يَمِيْنِ الرَّجُلِ، وَكَاتِبُ السَّيِّئَاتِ عَلَى يَسَارِ الرَّجُلِ، وَكَاتِبُ الْحَسَنَاتِ أَمِينٌ عَلَى كَاتِبِ السَّيِّئَاتِ، فَإِذَا عَمِلَ حَسَنَةً كَتَبَهَا مَلَكُ الْيَمِينِ عَشْرًا، وَإِذَا عَمِلَ سَيِّئَةً قَالَ صَاحِبُ الْيَمِينِ لِصَاحِبِ الشِّمَالِ: دَعْهُ سَبْعَ سَاعَاتٍ، لَعَلَّهُ يُسَبِّحُ أَوْ يَسْتَغْفِر

Artinya: "Malaikat pencatat amal baik berada di sebelah kanan seseorang, sementara malaikat pencatat amal buruk berada di sebelah kirinya. Malaikat pencatat amal baik menjadi pemimpin malaikat pencatat amal buruk. Jika seseorang mengerjakan suatu amal baik, malaikat kanan mencatatnya sepuluh.

Dan ketika ia mengerjakan satu amal buruk, malaikat kanan berkata kepada malaikat kiri, Jangan tulis dulu, biarkan selama tujuh saat, barangkali ia bertasbih atau beristighfar meminta ampunan." (Riwayat ini disebutkan oleh Az-Zamakhsyari, Al Qurthubi dan Al Baidhawi)

Selain itu, Hasan Al Bashri dan Qatadah juga mengemukakan terkait malaikat pencatat ini,

"Kedua malaikat pencatat mencatat semua perkataan, lalu Allah SWT memilah yang baik dan yang buruk, lalu menetapkannya, sedangkan yang selain itu Dia hapus."

Firdaus, D. H. (2022). SEDEKAH DALAM PERSFEKTIF AL-QURAN (Suatu Tinjauan Tafsir Maudhu’i). Ash-Shahabah : Jurnal Pendidikan Dan Studi Islam, 3(1), 88–100. https://doi.org/10.59638/ash.v3i1.73

SuaraJogja.id - Dalam beberapa agama, dipercaya adanya malaikat sebagai pelindung umat pemeluk agama tersebut. Salah satunya agama Katolik, yang mempercayai akan keberadaan dan peran tiga malaikat tiga malaikat agung: Gabriel, Mikael, dan Rafael.

Malaikat agung--dalam bahasa Inggris archangel--sendiri memiliki definisi berbeda dari malaikat--atau angel. Semua malaikat adalah pembawa pesan Allah, sedangkan malaikat agung memiliki tingkatan lebih tinggi, dengan tugas khusus.

Dalam Gereja Katolik Roma, terdapat banyak malaikat yang tak terhitung jumlahnya, tetapi hanya ada tiga malaikat agung yang diyakini, yakni Gabriel, Mikael, dan Rafael. Sementara itu, malaikat lainnya tidak diberi nama.

Setiap tahun, berdasarkan kalender liturgi, umat Katolik merayakan Pesta Malaikat Agung pada 29 September. Tak hanya itu, pada 2 Oktober terdapat pula Pesta Para Malaikat Pelindung.

Baca Juga:Mengapa Umat Katolik menjadikan Oktober sebagai Bulan Rosario?

Untuk mengetahui lebih lanjut peran ketiga Malaikat Agung. Simak ulasan singkatnya di bawah ini:

1. Malaikat Agung Santo Mikael

Mikael dikenal sebagai malaikat pemimpin baala tentara surga yang membela kaum beriman dari serangan musuh dan kejahatan.

Sang panglima perang juga memimpin para malaikat mencampakkan setan serta menghadapi pemberontakan dalam neraka.

Dalam segala penganiayaan, godaan, dan perpecahan, Mikael dipandang sebagai sang pembela kebajikan, yang juga ditunjukkan olehnya saat mengalahkan Lucifer dan kelompoknya.

Baca Juga:Diundang Menag Yaqut, Paus Fransiskus Bakal Sapa Umat Katolik di Indonesia

2. Malaikat Agung Santo Gabriel

Dikenal sejak Perjanjian Lama dalam Alkitab, Gabriel adalah satu-satunya malaikat agung yang namanya disebut dalam Injil. Ia dikenal sebagai pembawa kabar gembira dari Tuhan.

Dengan perannya tersebut, Gabriel bertugas membantu manusia memahami misteri dan kehendak Allah.

Kisahnya yang paling populer adalah saat ia mengunjungi Zakaria untuk memberitakan bahwa Elisabet, istri Zakaria, akan melahirkan Yohanes meskipun saat itu Elisabet sudah berusia lanjut. Selain itu, Gabriel juga mengunjungi Perawan Maria untuk mengabarkan bahwa Yesus akan dilahirkan olehnya.

3. Malaikat Agung Santo Rafael

Memiliki arti "obat Tuhan", "tabib Allah", atau "kesembuhan dari Tuhan", Rafael diutus Allah untuk menyembuhkan manusia dari penyakit dan menguatkan kelemahan jiwanya supaya terbebas dari penghambaan dosa dan setan.

Bukan itu saja, Rafael juga memiliki peran sebagai penjaga Sakramen Tobat, bahkan "mak comblang"; dalam Katolik dikenal doa melalui Santo Rafael untuk menemukan pasangan hidup yang tepat.